Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Sialan, Kamu Masih Takut Sakit 



Sialan, Kamu Masih Takut Sakit 

0Dia agak khawatir jika tidak sengaja memukul Beiming Shaoxi.     

Ia pun melangkah mendekati Ji An'an, semakin lama semakin dekat dan memastikan tembakannya tidak salah sasaran….     

Kemudian jarinya mulai menekan pelatuk pistol itu!     

"Ji An'an, matilah kamu!!!"     

Ji An'an tiba-tiba mendengarkan suara tembakan yang sangat nyaring di samping telinganya.     

Tubuhnya secara otomatis tegang karena suara tembakan yang begitu nyaring!     

Ji An'an mengangkat kepalanya dan melihat ke tatapan Beiming Shaoxi yang kosong….      

Ji An'an tidak merasakan sakit, sebersit luka pun tidak terlihat di tubuhnya.     

Ji An'an baru ingin membalikkan wajah lalu melihat Xin Keqi sudah terjatuh ke taman bunga mawar. Peluru telah ditembakkan, wanita ini juga jatuh segera setelah terdengar suara tembakan.     

Ternyata, Beiming Yechen berhasil tersadar di saat yang paling genting. Ia bangun dan menyadari bahwa Ji An'an sedang ditahan. Kemudian dengan usaha terakhir, dirinya berusaha berlari hingga menabrak Xin Keqi dan menjatuhkannya.     

Xin Keqi terjatuh ke taman bunga mawar yang berduri, juga merasakan rasa yang amat sakit karena ditusuk oleh duri-duri tersebut.     

Rasa sakit ini bahkan membuat wajahnya memucat. Ia pun berusaha bangkit dan mengulurkan tangan untuk mengambil pistolnya yang telah tergeletak di tangan.     

Akan tetapi Beiming Yechen yang satu tangannya sedang memegang dada, kakinya dengan sigap menginjak tangan Xin Keqi tersebut.     

"Ah…."     

Sudah kesakitan karena tertusuk duri mawar, kini tangan Xin Keqi harus mendapatkan rasa sakit lagi karena diinjak Beiming Yechen. Duri-duri yang tadi hanya menyentuh kulit Xin Keqi, kini malah menusuk tangan Xin Keqi lebih dalam. Darah segar pun langsung keluar dari sana.     

"Kalian semua orang bodoh, kenapa tidak segera membunuhnya? Aku adalah nyonya dari Keluarga Beiming, apa kalian ingin melihat aku mati?!"     

Beberapa pengawal yang memegang sangkar burung, juga langsung memegang pistol dan mengarahkannya kepada Beiming Yechen.     

Walau demikian, Beiming Yechen tetap adalah tuan ketiga. Kalau tidak ada perintah dari tuan besar, maka mereka juga tidak akan berani menembak.     

Tatapan Beiming Yechen yang memerah, memancarkan hasratnya untuk menginjak tangan Xin Keqi dengan kuat, "Nyonya, apakah lebih berkuasa daripada aku, tuan ketiga? Masihkah kamu mampu membunuhku? Siapa yang berani?"     

"Sakit…."     

"Wanita sial*n, masih bisa merasa sakit ya?" Beiming Yechen menjambak rambut Xin Keqi.     

Xin Keqi menjerit dan masih tidak sempat melindungi wajahnya.     

Wajah kirinya yang diinjak ke tanah, membuatnya takut kalau duri-duri itu bisa melukai matanya. Sayangnya meski sudah menutup mata, rasa sakit duri yang menusuk ke bagian matanya masih tetap membuatnya kesakitan…     

Mata kirinya yang berdarah, rasa sakitnya seolah bisa membuatnya menjadi buta. Xin Keqi menjerit dengan sangat menyedihkan!     

Beberapa pengawal langsung maju untuk menahan Beiming Yechen.     

"Pergi! Siapa yang menahanku akan aku bunuh!"     

Luka di dada Beiming Yechen sudah sangat parah, lukanya terbuka lebar dan mengeluarkan banyak darah.     

Kekuatan tubuhnya tentu tidak bisa dibandingkan dengan beberapa pengawal yang kekar itu…     

"Beiming Yechen…." Ji An'an melihat Beiming Yechen bangun, matanya yang memerah langsung menangis penuh kesedihan, "Kamu jangan bergerak, lukamu terbuka dan masih mengalirkan darah…. Naiklah ke mobil, kamu harus segera diobati sekarang juga."     

Beiming Yechen menatap ke arah para pengawal dengan tatapan yang menakutkan dan mengancam mereka, "Kalian… dasar anjing yang menuruti musuh tuannya, siapa dari kalian yang berani menembakku? Semua daftar keluarga kalian yang tercatat, aku akan membuat mereka semuanya mati."     

Beberapa pengawal saling melihat dan tidak berani berbicara.     

Beiming Yechen mencoba berjalan beberapa langkah dan sudut bibirnya mengeluarkan darah…     

Ia sudah kehilangan banyak darah, bahkan berdiri juga merasakan pusing.     

Ji An'an melihat tubuh Beiming Yechen yang sudah akan bergoyang, dengan cepat menahannya dan berteriak memanggil supir.     

Supir mengambil pistol dan merangkul Beiming Yechen. Namun di sisi lain, Xin Keqi menggunakan kesempatan ini untuk merangkak ke belakang beberapa pengawal.     

Tubuhnya, wajahnya, dan lengannya menunjukkan luka tusuk dari duri bunga mawar.     

Duri itu telah menusuk ke tubuhnya dengan kuat, hingga membuat dirinya kesusahan untuk berjalan.     

Lalu Xin Keqi melangkah menjauh, ia juga mengambil duri-duri yang masih menusuk pada tubuhnya. Sungguh, proses mencabut duri-duri itu amat sangat menyakitkan.     

Terutama di bagian wajahnya, seperti sulaman bunga yang membuat banyak lubang di wajahnya.     

Kalau dipikir lagi, Ji An'an dan Xin Keqi sama-sama jatuh di taman bunga mawar, namun luka yang diderita Ji An'an tidak separah yang Xin Keqi rasakan. Mata kiri Xin Keqi bahkan tidak hentinya mengeluarkan banyak darah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.